Tuesday, March 10, 2020

Pengertian Singkatan dan Akronim | Perbedaan dan Contohnya

fatih4

Pengertian, Perbedaan, dan Contoh Singkatan dan Akronim

Singkatan adalah pemendekan kalimat atau frasa atau nama dengan mengambil sebagian huruf awal yang tidak dapat dibaca tetapi harus dieja (dilafalkan) satu persatu hurufnya.

Contoh Singkatan:

BRI harus dibaca B - R - I, tidak dibaca Bri.
TNI harus dibaca T - N - I, tidak dibaca Teni.
SBY harus dibaca eS - Be - Ye

Akronim adalah pemendekan kalimat atau frasa atau nama dengan mengambil sebagian huruf atau suku kata yang dipendekkan dan bisa dibaca seolah-olah satu kata sendiri.

Contoh Akronim:

Polri kependekan dari Kepolisian RI
(Republik Indonesia)
dibaca Pol-ri bukan POL- R - I

IPNU kependekan dari Ikatan Pelajar NU
dibaca IP-NU bukan I - P - N - U.

Itu penjelasan singkat mengenai perbedaan pengertian serta contoh akronim dan singkatan. Berikut ini merupakan kaidah penulisan akronim dan singkatan.

Ada pula istilah deakronimisasi. Yaitu, kata yang sudah ada dicari-cari atau dibuat-buat kepanjangannya  yang sesuai meskipun  sebelumnya belum ada. Misalnya kata Benci  diakronimisasikan sebagai kependekan dari benar-benar cinta. Macan dideakronimisasai menjadi manis dan cantik. 


Tokoh yang sering memunculkan / memproduksi akronim adalah Soekarno ketika menjadi presiden. Sokarno membuat akronim Manipol Usdek (Manifesto Politik Undang-undang Dasar, dan Demokrasi). Di zaman itu pula banyak kata-kata dan istilah yang dibentuk melalui proses akronim antara lain: Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat); Manikebu (Manifest Kebudayaan); Gestapu (Gerakan September Tigapuluh); Nasakom (Nasionalis, Agama, Komunis). Pada masa ini, ada pula tokoh yang namanya lebih dikenal dengan akronimnya daripada nama aslinya yaitu H. Abdul Malik Karim Amrullah, seorang politisi, agamawan (ulama), sekaligus sastrawan lebih dikenal dengan nama Hamka.

Sementara itu, di zaman SBY muncul banyak singkatan. Contoh nyata adalah penulisan nama sang presiden yang bernama lengkap Susilo Bambang Yudhoyono disingkat menjadi SBY. Sutrisno Bachir (Tokoh PAN) disingkat menjadi SB. Jusuf Kalla yang pada masa SBY pertama berpasangan dengan Jusuf Kalla ditulis SBY-Kalla kemudian di masa selanjutnya ikut-ikutan disingkat menjadi JK (Jusuf Kalla). Bahkan saat mencalonkan diri sebagai presiden sudah berpasangan dengan JK-WIN (Jusuf Kalla - Wiranto), dan sampai sekarang di saat berpasngan dengan Jokowi juga disingkat menjadi Jokowi-JK. Lalu bagaimana dengan kasus nama JOKOWI, ini dapat digolongkan menjadi singkatan.

Ketentuan dan Kaidah Penulisan Akronim dan Singkatan

Penulisan singkatan tidak hanya untuk nama. Tetapi juga untuk kata lain. Singkatan yang umum digunakan antara lain:
dalam disingkat dlm.
halaman disingkat hlm.
dan lain-lain disingkat dll.
dan sebaginya disingkat dsb.

yang ditulis yg
dari ditulis dr

Jika diamati dengan mendalam, contoh penulisan singkatan di atas ada perbedaan. Kata yang singkatannya tersendiri dari tiga huruf (dlm, hlm, dll.) setiap penulisannya diakhir dengan tanda titik. Singkatan yang hanya dua huruf tidak peru diakhiri tanda titik.

Penulisan singkatan dan akronim yang diambil dari huruf awal masing-masing kata yang disingkat harus menggunakan huruf besar. 

Contoh Akronim:
IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan) tidak boleh ditulis Ikip
FISIP (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) tidak ditulis Isip

Contoh Singkatan:
BRI (Bank Rakyat Indonesia) tidak ditulis Bri atau tni
TNI (Tentara Nasional Indonesia) tidak ditulis Tni atau tni

Penulisan akronim yang diambil dari suku kata untuk nama maka ditulis sesuai dengan kaidah penulisan nama yaitu besar di huruf awalnya.

Contoh:
Muntijo (Muhammad Nasiruddin Timbul Joyo), huruf awal ditulis menggunakan huruf kapital.
Akpol (Akademi Kepolisian)
Akabri (Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) bandingkan penulisannya dengan ABRI.

Penulisan singkatan nama orang masing-masing huruf diakhiri tanda titik. 

Misalnya penulisan nama:
Ahmad Fadil, disingkat A. Fadil
Abdul Majid, disingkat Abd. Majid.

Penulisan singkatan dan akronim gelar diakhiri tanda titik. Baik gelar sosial keagamaan maupun gelar akademik.

Contoh:
KH. Zainuddin
Dr. Sukatman
Anita Wijayanti, M.Hum.


Terima kasih telah membaca, mohon koreksi jika ada kesalahan. Salam.