Sunday, March 8, 2020

Meringkas Teks Eksemplum Kisah Saudagar Kaya

Meringkas teks merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Ringkasanan teks eksemplum adalah penyajian teks eksemplum yang panjang dalam bentuk yang singkat dan efektif. Ringkasan teks eksemplum adalah sari teks eksemplum tanpa hiasan. Fungsi sebuah ringkasan teks eksemplum adalah agar dapat lebih memahami atau mengetahui isi sebuah teks eksemplum. Dengan membuat ringkasan, kita mempelajari cara seseorang menyusun pikirannya dalam gagasan-gagasan yang diatur dari gagasan yang besar menuju gagasan penunjang, melalui ringkasan kita dapat menangkap pokok pikiran dan tujuan penulis.

Meringkas teks eksemplum juga telah dilakukan secara berkelompok maupun secara mandiri. Tujuan meringkas dalam tulisan ini adalah agar dapat memahami isi dan pesan yang terdapat dalam teks yang diringkas itu. Kegiatan meringkas teks ini dilakukan pada teks “Kisah Saudagar Kaya” . Untuk dapat meringkas silahkan baca dan cermati lagi teks tersebut, kemudian ringkaslah teks “Kisah Saudagar Kaya” menjadi teks eksemplum yang singkat, tetapi memiliki makna yang dapat menjelaskan maksud bagian orientasi, insiden, dan interpretasi. Tulislah dengan singkat interpretasi teks tersebut yang membutuhkan renungan sehingga memberi hikmah bagi pembaca. Berikut ini adalah teks asli Kisah Saudagar Kaya.
 Meringkas teks merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan dalam pelajaran Bahasa Indone Meringkas Teks Eksemplum Kisah Saudagar Kaya
Teks Eksemplum Kisah Saudagar Kaya
Struktur TeksKalimat dalam Teks
OrientasiAlkisah hiduplah seorang saudagar kaya raya yang hidupnya bergelimpangan harta tanpa pernah merasa susah. Segala apa yang dia inginkan dapat dimilikinya dengan mudah tanpa perlu menunggu bertahun-tahun untuk mendapatkannya. Namun saudagar itu tak pernah merasa bahagia, dia selalu bermuram durja dan merasa hambar dalam menjalani hidupnya.
Insiden“Apa yang aku risaukan, hidupku ini cukup sempurna untuk ukuran seorang manusia, tapi mengapa aku tak pernah merasa bahagia.” Gerutunya dalam hati. Dia kembali memutar otaknya seraya melihat daftar kekayaan yang sudah dimilikinya. “Aku tahu kenapa, karena aku baru punya satu rumah mewah dan tak punya kendaraan pribadi untuk memudahkanku dalam bekerja!” pikirnya.

Keesokan harinya, dia memerintah salah seorang tangan kanannya untuk membelikan rumah mewah di kota lain dan membelikan mobil termahal di negaranya. Tak sampai satu minggu, kedua keinginannya pun terpenuhi, saudagar itu kini mempunyai satu rumah mewah di kota lain dan mobil termahal di negaranya. Satu, dua minggu, kebahagiaan melanda hatinya yang telah lama risau. Namun, minggu selanjutnya, hati saudagar kembali risau. Dia merasa semua itu terkesan biasa dan tak memberinya kebahagian lebih. Akhirnya, saudagar itu memutuskan untuk menenangkan diri dengan berlibur ke negara lain.

Dua bulan berlalu dia kembali pulang dengan wajah penuh kesedihan karena dia tak menemukan kebahagiaan di negara yang dikunjungi. Saudagar itu pun merasa kekayaannyalah yang telah membuatnya bosan dan bahagia. Akhirnya, dia memutuskan untuk menjadi orang biasa dengan meninggalkan keluarganya dan tinggal seorang diri di kota terpencil. Akan tetapi, kesulitan yang dialaminya menambah rasa sedih dan risau di hatinya. Bahkan kondisi ini membuatnya tak mengenal arti kebahagiaan, dia pun kembali menemui keluarganya. Dalam perjalanan pulang, dia bertemu seorang pedagang asongan di pinggir jalan yang bisa tersenyum riang. Dia mendekati pedagang itu dan mengajaknya bertukar pendapat.

“Maaf sebelumnya, apakah laba saudara dari berdagang seperti ini cukup besar?” Tanya saudagar keheranan. Pedagang asongan hanya tersenyum tanpa berkata apa-apa. Sikap pedagang itu benar-benar membuat saudagar semakin heran. “kenapa saudara hanya tersenyum mendengar pertanyaan saya?” tanyanya lagi. Kali ini pedagang asongan mulai angkat bicara. “perlu saudara ketahui, berdagang seperti saya untung yang paling besar bukanlah materi tapi tantangan naik turun kendaraan, berlarian, kepanasan bahkan kehujanan dalam menjajakan dagangan saya” jawabnya santai. Mendengar jawaban seperti itu, dia kembali mengerutkan dahinya, rasa heran akan kebahagiaan yang selalu terpancar dalam diri pedagang asongan itu semakin mengebu-gebu.

Dia kembali mengajukan pertanyaan. “Tapi, mengapa saudara bisa tertawa riang seperti hidup penuh dengan kebahagiaan padahal saudara tak berlimpah harta dan hanya seorang pedagang asongan, selama ini saya selalu mencari dimana letak kebahagiaan itu padahal saya sorang saudagar kaya tak pernah kesusahan namun tetap saja saya tak pernah merasa bahagia dengan apa yang saya miliki” ceritanya. “Saudara perlu tahu, letak kebahagiaan sesungguhnya bukan pada materi saja, harta yang berlimpah atau terbatas tak selamanya membuat kita bahagia. Tak hanya itu, semua yang kita miliki tak akan pernah berarti apa pun serta membuat kita bahagia karena letak kebahagiaan yang hakiki ada pada diri kita pribadi”“maksud saudara apa? Saya tak mengerti. Letak kebahagiaan yang hakiki terletak pada diri kita sendiri melalui satu rasa yakni rasa syukur. Tanpa rasa syukur semua yang kita miliki tak akan pernah membuat kita bahagia karena kita tak akan pernah puas dengan apa yang sudah kita miliki”. “Terima kasih banyak”. Saudara telah memecahkan kerisauan hati saya selama ini dalam mencari letak kebahagiaan”
InterpretasiHikmahnya kita tak akan pernah merasa bahagia tanpa ada rasa syukur. Karena dengan rasa itu seperti apapun kondisi yang sedang kita jalani tak akan pernah membuat kita bersedih dan merasa risau. Oleh karena itu, sebagai manusia hendaknya kita menanamkan rasa syukur dalam diri kita dalam segala situasi dan kondisi.
Sumber http://cerpenmu.com/cerpen-nasihat/kisah-saudagar-kaya.html

Ciri-ciri ringkasan yang baik adalah tetap mempertahankan urutan isi dan sudut pandang pengarang asli dan perbandingan bagian atau bab dari karangan asli tetap dipertahankan secara proporsional. Berikut ini contoh ringkasan Teks Eksemplum Kisah Saudagar Kaya.
Struktur TeksKalimat dalam Teks
OrientasiAlkisah hiduplah seorang saudagar kaya raya yang hidupnya bergelimpangan harta. Segala apa yang dia inginkan dapat dimilikinya dengan mudah tanpa perlu menunggu waktu yang lama. Namun saudagar itu tak pernah merasa bahagia, dia selalu bermuram durja dan merasa hambar dalam menjalani hidupnya. 
InsidenHidupnya cukup sempurna untuk ukuran seorang manusia, tetapi dia tak pernah merasa bahagia. Dia berpikir bahwa penyebabnya karena dia baru punya satu rumah mewah dan tak punya kendaraan pribadi untuk memudahkanku dalam bekerja.

Dia memerintahkan pembantunya untuk membeli rumah mewah dan mobil termahal. Satu, dua minggu, kebahagiaan melanda hatinya,  namun minggu selanjutnya dia kembali risau. Akhirnya, dia memutuskan untuk menenangkan diri dengan berlibur ke negara lain.

Dua bulan kemudian dia kembali karena tak menemukan kebahagiaan. Akhirnya, dia memutuskan untuk menjadi orang biasa dan tinggal seorang diri. Kesulitan yang dialami sebagai orang biasa membuatnya tak bahagia, dia pun beniat pulang menemui keluarganya. Dalam perjalanan pulang, dia bertemu seorang pedagang yang bisa tersenyum riang. Dia mendekati pedagang itu dan mengajaknya bertukar pendapat.

Dia menanyakan besarnya laba yang diperoleh pedagang asongan tersebut. Pedagang asongan hanya tersenyum sehingga membuat saudagar semakin heran. Dia menanyakan mengapa pedagang itu tersenyum. Pedagang itu menjawab bahwa untung yang paling besar adalah tantangan saat menjajakan dagangannya.

Dia kembali mengajukan pertanyaan tentang kebahagiaan si pedagang dan mencari dimana letak kebahagiaan tersebut karena dia tak pernah merasa bahagia. Pedagang asongan mengatakan bahwa letak kebahagiaan melalui rasa syukur. Tanpa rasa syukur kita tak akan pernah bahagia karena kita tak akan pernah puas dengan apa yang sudah kita miliki. Saudagar pun mengucapkan terima kasih kepada pedagang asongan yang telah memecahkan kerisauan hatinya.
InterpretasiKita tak akan pernah merasa bahagia tanpa ada rasa syukur. Karena dengan rasa itu seperti apapun kondisi yang sedang kita jalani tak akan pernah membuat kita bersedih dan merasa risau. Oleh karena itu, sebagai manusia hendaknya kita menanamkan rasa syukur dalam diri kita dalam segala situasi dan kondisi.